Luntang lantung sebuah film layar lebar diangkat dari novel komedi Roy Saputro (Luntang Lantung) disutradarai Fajar Nugroho sutradara muda papan atas Indonesia saat ini pernah sukses menggarap film Cinta Brontosaurus mengambli lokasi shooting di Medan dan Togging (Danau Toba) bakal tayang awal tahun 2014.
Novita Sumargo selaku Executive Produser dari MMA Picture didampingi co Produser Maxima Picture Indonesia Ody Mulya dan Sutradara Fajar Nugroho menjelaskan Di Restro Tratoria, film akan ditayangkan di seluruh Indonesia dan juga TV Nasional ini akan memberikan sebuah inspirasi yang segar buat para pecinta film nasional.
Ciri khas gaya hidup serta budaya kota Medan maupun daerah wisata Danau Toba akan menjadi salah satu isi cerita yang cukup menarik. Film ini diperankan aktor dan artis Ibukota Dimas Anggara, Dhea Seto, Kimberly Ryder, Joe Project Pop, Dr Lina Kim (Mak Gendut) serta Soleh Solihun (stand up comedy), Mudaly MT (stand up comedy, Lokok Ahmad (stand up comedy) asal Medan serta dimeriahkan para pemeran pendukung dari Jakarta dan Medan.
Dengan sentuhan penyempurnaan alur cerita menjadi film bergenre komedi cinta ditangani Alim Sudio (script writer) juga sebagai penulis film 99 Cahaya di Langit Eropa, maka film ini akan menjadi film yang cukup menarik di awal tahun 2014.
Atur dimulai dari perjuangan hidup tiga sarjana telah lulus dari salah satu Universitas terkemuka di Jakarta akan memulai pergumulan mereka dalam usaha mencari pekerjaan. Tanpa mengesampingkan sisi perjuangan cinta mereka terhadap gadis idamannya, perjuangan dalam mencari pekerjaan yang penuh dengan suasana kocak dan juga hal tidak terduga terjadi di dalam kehidupan sehari-hari ini merupakan film inspiratif dan penuh dengan pesan moral disamping tentunya komedi yang akan mengocok perut para penonton.
Film ini disuguhkan juga khususnya inspirasi bagi yang sudah bekerja yang bagi bekerja dan belum bekerja, yang lagi cari kerja dan juga yang lagu mau di PHK menjadi tontonan wajib disaksikan. Di shooting di Medan telah dilakukan pada beberapa lokasi di gedung bersejarah, makanan khas dan lainnya mulai stasiun kereta api Medan sampai Bandara Kuala Namu serta yang paling unik pemeran melakukan lomba becak bermotor khas kota Medan.
Keseriusan produksi film ini dapat dilihat dari persiapan dengan nilai tambah seperti shooting dari udara menggunakan helikopter, komedia di dalam gerbong kereta api railink yang memakan waktu dan biaya cukup besar.
Sumber Media Cetak : Waspada, 18 November 2013
Novita Sumargo selaku Executive Produser dari MMA Picture didampingi co Produser Maxima Picture Indonesia Ody Mulya dan Sutradara Fajar Nugroho menjelaskan Di Restro Tratoria, film akan ditayangkan di seluruh Indonesia dan juga TV Nasional ini akan memberikan sebuah inspirasi yang segar buat para pecinta film nasional.
Ciri khas gaya hidup serta budaya kota Medan maupun daerah wisata Danau Toba akan menjadi salah satu isi cerita yang cukup menarik. Film ini diperankan aktor dan artis Ibukota Dimas Anggara, Dhea Seto, Kimberly Ryder, Joe Project Pop, Dr Lina Kim (Mak Gendut) serta Soleh Solihun (stand up comedy), Mudaly MT (stand up comedy, Lokok Ahmad (stand up comedy) asal Medan serta dimeriahkan para pemeran pendukung dari Jakarta dan Medan.
Dengan sentuhan penyempurnaan alur cerita menjadi film bergenre komedi cinta ditangani Alim Sudio (script writer) juga sebagai penulis film 99 Cahaya di Langit Eropa, maka film ini akan menjadi film yang cukup menarik di awal tahun 2014.
Atur dimulai dari perjuangan hidup tiga sarjana telah lulus dari salah satu Universitas terkemuka di Jakarta akan memulai pergumulan mereka dalam usaha mencari pekerjaan. Tanpa mengesampingkan sisi perjuangan cinta mereka terhadap gadis idamannya, perjuangan dalam mencari pekerjaan yang penuh dengan suasana kocak dan juga hal tidak terduga terjadi di dalam kehidupan sehari-hari ini merupakan film inspiratif dan penuh dengan pesan moral disamping tentunya komedi yang akan mengocok perut para penonton.
Film ini disuguhkan juga khususnya inspirasi bagi yang sudah bekerja yang bagi bekerja dan belum bekerja, yang lagi cari kerja dan juga yang lagu mau di PHK menjadi tontonan wajib disaksikan. Di shooting di Medan telah dilakukan pada beberapa lokasi di gedung bersejarah, makanan khas dan lainnya mulai stasiun kereta api Medan sampai Bandara Kuala Namu serta yang paling unik pemeran melakukan lomba becak bermotor khas kota Medan.
Keseriusan produksi film ini dapat dilihat dari persiapan dengan nilai tambah seperti shooting dari udara menggunakan helikopter, komedia di dalam gerbong kereta api railink yang memakan waktu dan biaya cukup besar.
Sumber Media Cetak : Waspada, 18 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar