Data menyebutkan 45 persen orang Indonesia merasakan ngilur karena gigi sensitif saat mengonsumsi makanan/ minuman dingin, panas, manis ataupun asam (Ipsos Indonesia 2011). Penelitian itu juga menyebutkan 52 persen tidak menyadari mereka memiliki gigi sensitif dan tidak memeriksanya ke dokter. Gigi sensitif (hipersensitive dentin) adalah sensasi yang dirasakan ketika saraf di dalam dentin (akar) gigi terekspos lingkungan yang dipicu udara dingin, tekanan udara tinggi, pengeringan, gula, asam atau tekanan pada gigi.
"Penyebab paling umum ialah abrasi gigi atau hilangnya lapisan gigi atau kerusakan gigi secara mekanis akibat penggunaan sikat gigi yang terlalu keras. Minum asam yang berlebihan juga dapat menyebabkan erosi pada gigi, atau pun bahan kimia," kata drg D Yudha Rismanto Sp Perio, Jakarta, ketika berkunjung ke kantor Media Indonesia bersama rombongan dari PT Glaxo-Smith-Kline (produsen pasta gigi Sensodyne), Jakarta, Senin (2/12).
Yudha menyatakan gangguan gigi sensitif biasanya menyerang orang berusia 20-50 tahun.
Sekitar 1 dari 3 orang mengalami gangguan gigi sensitif.
Gangguan pada gigi, tuturnya, disebabkan gigi kehilangan email (lapisan gigi), gusi merosot sehingga dentin (akar gigi) terekspos. Namun umumnya gigi sensitif terjadi pada dentin yang terekspos akibat merosotnya gusi hingga berakibat munculnya akar gigi. Akar gigi terekspos selain menimbulkan gangguan ngilu juga menganggu secara estetika.
"Dentin yang membentuk sebagian besar jaringan penyangga gigi memiliki cukup banyak pori dengan jutaan saluran kecil mengarah ke sarag bagian tengah," tambahnya.
Bila akar gigi terbuka, perubahan susu atau asam yang disebabkan makanan atau minuman bisa langsung menyerang saraf dan memunculkan rasa ngilu.
Untuk mengatasi gigi sensitif seseorang harus menyikat gigi dengan cara yang benar, yakni menggunakan sikat gigi berbulu sikat halus dan dengan tekanan lembut. Kemudian, pola konsumsi yang tepat, yakni dengan mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak mengandung asam berlebih. Selain itu, jelasnya yang utama ialah menjaga kebersihan mulut.
"Dimulai dengan membersihkan dengan pemilihan pasta gigi khusus gigi sensitif dan menggosok gigi dengan benar serta perawatan dokter gigi," Yudha menegaskan
Sumber Media Indonesia, 4 Desember 2013
"Penyebab paling umum ialah abrasi gigi atau hilangnya lapisan gigi atau kerusakan gigi secara mekanis akibat penggunaan sikat gigi yang terlalu keras. Minum asam yang berlebihan juga dapat menyebabkan erosi pada gigi, atau pun bahan kimia," kata drg D Yudha Rismanto Sp Perio, Jakarta, ketika berkunjung ke kantor Media Indonesia bersama rombongan dari PT Glaxo-Smith-Kline (produsen pasta gigi Sensodyne), Jakarta, Senin (2/12).
Yudha menyatakan gangguan gigi sensitif biasanya menyerang orang berusia 20-50 tahun.
Sekitar 1 dari 3 orang mengalami gangguan gigi sensitif.
Gangguan pada gigi, tuturnya, disebabkan gigi kehilangan email (lapisan gigi), gusi merosot sehingga dentin (akar gigi) terekspos. Namun umumnya gigi sensitif terjadi pada dentin yang terekspos akibat merosotnya gusi hingga berakibat munculnya akar gigi. Akar gigi terekspos selain menimbulkan gangguan ngilu juga menganggu secara estetika.
"Dentin yang membentuk sebagian besar jaringan penyangga gigi memiliki cukup banyak pori dengan jutaan saluran kecil mengarah ke sarag bagian tengah," tambahnya.
Bila akar gigi terbuka, perubahan susu atau asam yang disebabkan makanan atau minuman bisa langsung menyerang saraf dan memunculkan rasa ngilu.
Untuk mengatasi gigi sensitif seseorang harus menyikat gigi dengan cara yang benar, yakni menggunakan sikat gigi berbulu sikat halus dan dengan tekanan lembut. Kemudian, pola konsumsi yang tepat, yakni dengan mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak mengandung asam berlebih. Selain itu, jelasnya yang utama ialah menjaga kebersihan mulut.
"Dimulai dengan membersihkan dengan pemilihan pasta gigi khusus gigi sensitif dan menggosok gigi dengan benar serta perawatan dokter gigi," Yudha menegaskan
Sumber Media Indonesia, 4 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar