Sabtu, 17 Januari 2015

Puteri Indonesia Busana Nasional Terbaik di Miss International dan Miss Supranational 2014

Berawal dari pakaian daerah yang dimodifikasi, kemenangan, ketenaran hingga keharuman nama Nusantara pun tercipta. Inilah bukti nyata kekuatan industri kreatif berbasis budaya.

SEBELAS November lalu menjadi hari yang paling membahagia kan rakyat Indonesia, menyusul terpilihnya busana nasional Indonesia yang dibawakan Puteri Indonesia Lingkungan 2014 Elfin Pertiwi menjadi kostum terbaik di ajang Miss International 2014 di Tokyo, Jepang. Prestasi membanggakan juga diraih oleh Puteri Indonesia Pariwisata 2014 Estelita Liana yang berhasil meraih best national costume di ajang Miss Supranational 2014 di Polandia pada 5 Desember yang lalu.

Elfin, dara berusia 19 tahun asal Palembang, membawakan kostum Nasional bertajuk `Tale of Siger Crown' asal Lampung di ajang kecantikan Miss International yang telah mengharumkan nama bangsa.

Runner-up I Puteri Indonesia 2014 itu juga masuk dalam jajaran 10 terbaik atau Top 10.Dalam ajang itu dimana untuk pertama kalinya wakil Indonesia meraih gelar tersebut.

Putri K Wardani, Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia (YPI) mengatakan, prestasi yang dicapai Elfin ini merupakan pencapaian terbesar setelah Artika Sari Devi.

“Kami ingin memperkenalkan dan mengangkat budaya Indonesia yang kaya ke kancah internasional. Ini adalah salah satu goal YPI,“ ungkap Putri, di Jakarta, belum lama ini.

Lewat penghargaan prestisius itu, sebut Putri, atensi terhadap Indonesia dalam ajang yang diliput lebih dari 100 televisi dan media cetak dunia pun kian besar.

Bukan hanya karena kecantikan Elfin, tapi juga keindahan baju dan kekayaan budaya dari kostum nasional yang dikenakan. “Dengan sendirinya, itu menaikkan perhatian dunia kepada Indonesia,“ ujar Presiden Direktur PT Mustika Ratu Tbk tersebut.
Putri mengatakan, Elfin dan finalis di ajang Miss International 2014 ialah “beauty public figure“ dari negara masingmasing.

Bagaimana tidak?
Kecantikan riasan wajah Elfin menjadi `etalase' produkproduk Mustika Ratu, selama masa karantina 3 minggu lamanya Tidak berhenti di situ. Elfin juga membawakan cendera mata produk Mustika Ratu bagi teman-teman sesama kandidat dari berbagai negara.

Karena itulah, kata Putri, secara tidak langsung ajang Miss International membuka kesempatan pada industri berbasis budaya seperti Mustika Ratu, untuk memamerkan produk kosmetiknya. Jika hal itu secara konsisten selama bertahun-tahun, Putri meyakini, branding Mustika Ratu dan branding Indonesia di sektor kecantikan negaranegara peserta akan semakin kuat.

“Kami harapkan, terbentuk cerita positif produk-produk kami. Dan apabila suatu saat mereka menemukan brand kami diperdagangkan di negara-negara mereka, kenangan positif itu akan teringat kembali,“ tutur Putri.Satu tahun Satu hal yang pasti, kepercayaan diri dan kesiapan mental kandidat merupakan tantangan yang senantiasa harus diasah. Untuk membekali para kandidat, YPI bersama Mustika Ratu memberikan fasilitas pembinaan di berbagai bidang, selama hampir satu tahun lamanya.

Mulai pembekalan pengetahuan umum, topik populer, pengetahuan dasar mengenai Indonesia dan budayanya, hingga tata cara pergaulan dasar internasional. Kandidat diajari public speaking, olah tubuh untuk menjaga kebugaran, sampai dengan keahlian merias wajah dan rambut sendiri dengan menyesuaikan bentuk serta profil wajah.

“Tentunya, menggunakan kosmetik tradisional Indonesia, yakni Mustika Ratu,“ ucap Putri. Elfin juga menjalani serangkaian latihan khusus untuk dapat mengenakan kostum `Tale of Siger Crown' seberat 15 kilogram rancangan desainer terbaik Indonesia, yakni Dynand Fariz. Busana itu terinspirasi dari nilai-nilai budaya kain tapis Lampung.

“Ini menunjukkan bahwa Indonesia sesungguhnya, punya kemampuan untuk membangun industri fesyen, industri kreatif, dan industri berbasis budaya yang memiliki competitive edge atau tingkat daya saing yang tinggi di dunia.Kemenangan yang kami raih telah membuktikan hal itu,“ cetus Putri yang juga Wakil Ketua Umum Kadin bidang Industri Tradisional Berbasis Budaya.

Menurutnya, sektor-sektor di atas bisa menjadi pilar-pilar pertumbuhan ekonomi baru Indonesia apabila diberikan perhatian khusus, baik secara terpisah maupun sebagai sektor ekonomi penunjang pariwisata.

“Ini merupakan ekonomi kerakyatan yang inklusif. Artinya, dapat melibatkan semua tingkatan besaran pelaku usaha. Pemerataan ekonomi akan bisa diciptakan dengan menghidupkan sektor-sektor ini,“ imbuhnya.

Perlu diingat, ada lebih dari 500 etnik menetap di Indonesia. Inilah yang menjadikan Indonesia kaya akan budaya dan menjadi tantangan bagi kita untuk terus berkreasi.Kemenangan negara Selama ini, dukungan yang diterima YPI baru dukungan moril. Padahal, kemenangan yang diraih bukanlah kemenangan kandidat semata, atau institusi swasta pengirimnya atau desainer yang karyanya membalut tubuh kandidat, melainkan ini merupakan kemenangan negara. Setelah kemenangan itu, Putri berharap pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata agar memberikan atensi yang lebih besar untuk melakukan pembinaan secara bersama-sama. Atensi yang sama besarnya dalam membina para atlet.

Pasalnya, kata Putri, untuk dapat mendidik secara lebih sempurna memerlukan dana yang tidak kecil. Seperti halnya atlet, untuk memenangi lomba seperti olimpiade, ASEAN Games, dan lain-lain, memerlukan coach yang andal, juga waktu latihan yang intensif,“ ungkapnya.

Di negara-negara lain bahkan pemerintahnya memberikan hadiah dan fasilitas rumah, mobil, bebas pajak untuk jangka waktu tertentu sebagai bentuk apresiasi dan motivasi.“Mungkin Indonesia bisa memikirkan untuk menirunya,“ timpal Putri. Selain mengirimkan kandidat di ajang Miss International, Mustika Ratu juga mengirim kandidat terbaiknya ke ajang Miss Universe dan Miss Supranational. Harapannya tidak lain, agar mereka menjadi duta budaya dan ekonomi Indonesia. Mulai dari kekayaan budaya, fesyen, tata rias, hingga aksesori pelengkap. (RO/S-25) Media Indonesia, 22/12/2014 halaman 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar