SETELAH melewati sembilan periode Kehidupan Indonesia, pendiri PT Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, melihat adanya perubahan budaya lokal dan masuknya budaya asing yang masif ke Indonesia.Hal itu sangat dia khawatirkan dan meminta agar masyarakat tetap menjaga kebudayaan asli dan kearifan lokal Indonesia.
Pasalnya, Kebudayaan Indonesia tidak hanya bisa menjadi identitas, tapi juga komoditas yang bisa dijual ke luar negeri. “Itulah yang menjadi bisnis saya, kebudayaan kita itu menjadi sesuatu yang diapresiasi oleh bangsa lain,“ terang Mooryati saat ditemui dalam konferensi pers bertema Perjalanan hidup Ibu Mooryati Soedibyo dari kecil, dewasa hingga memasuki usia 88 tahun, di Jakarta, kemarin.
Contoh nyata yang ditunjuk oleh Mooryati ialah produk jamu Indonesia yang khas. Bahkan, jamu dikatakan Mooryati sebagai produk herbal super. Dengan menjaga kearifan lokal, lanjut dia, identitas bangsa dapat bertahan di tengah serangan globalisasi yang men dera Indonesia. Apalagi dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Mooryati sendiri mengakui menjaga kearifan lokal bukanlah perkara mudah.
Pasalnya, ia harus mengalami pasang surut dalam memperkenalkan jamu sebagai produk unggulan dari Indonesia. “Pada awal merintis di 1973, produk salon dan kecantikan itu isinya produk asing. Tapi kan ini produk lokal Indonesia, jadi saya bertahan untuk menjaganya,” kenang Mooryati.
Presiden Direktur PT Marta Tilaar, Putri K Wardani, dalam kesempatan yang sama, menyatakan Indonesia memiliki lebih dari 500 entitas budaya. “Jadi kita jangan hanya terkenal lewat keindahan alam, masyarakat kita juga merupakan kekayaan,” ucap Putri.
Lebih jauh, Putri menilai budaya Indonesia berkembang dan menyesuaikan kebutuhan zaman. salah satunya kebudayaan menenun dan batik yang sekarang masuk ke dunia fesyen. “Jadi dengan menjaga budaya, kita juga menyejahterakan perajin lokal,” tutupnya.
(Ric/H-1) Media Indonesia, 5 Januari 2016, Halaman 11
Pasalnya, Kebudayaan Indonesia tidak hanya bisa menjadi identitas, tapi juga komoditas yang bisa dijual ke luar negeri. “Itulah yang menjadi bisnis saya, kebudayaan kita itu menjadi sesuatu yang diapresiasi oleh bangsa lain,“ terang Mooryati saat ditemui dalam konferensi pers bertema Perjalanan hidup Ibu Mooryati Soedibyo dari kecil, dewasa hingga memasuki usia 88 tahun, di Jakarta, kemarin.
Contoh nyata yang ditunjuk oleh Mooryati ialah produk jamu Indonesia yang khas. Bahkan, jamu dikatakan Mooryati sebagai produk herbal super. Dengan menjaga kearifan lokal, lanjut dia, identitas bangsa dapat bertahan di tengah serangan globalisasi yang men dera Indonesia. Apalagi dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Mooryati sendiri mengakui menjaga kearifan lokal bukanlah perkara mudah.
Pasalnya, ia harus mengalami pasang surut dalam memperkenalkan jamu sebagai produk unggulan dari Indonesia. “Pada awal merintis di 1973, produk salon dan kecantikan itu isinya produk asing. Tapi kan ini produk lokal Indonesia, jadi saya bertahan untuk menjaganya,” kenang Mooryati.
Presiden Direktur PT Marta Tilaar, Putri K Wardani, dalam kesempatan yang sama, menyatakan Indonesia memiliki lebih dari 500 entitas budaya. “Jadi kita jangan hanya terkenal lewat keindahan alam, masyarakat kita juga merupakan kekayaan,” ucap Putri.
Lebih jauh, Putri menilai budaya Indonesia berkembang dan menyesuaikan kebutuhan zaman. salah satunya kebudayaan menenun dan batik yang sekarang masuk ke dunia fesyen. “Jadi dengan menjaga budaya, kita juga menyejahterakan perajin lokal,” tutupnya.
(Ric/H-1) Media Indonesia, 5 Januari 2016, Halaman 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar