Senin, 22 Juni 2015

Untuk Segala Momen Ramadan

Bisa dikenakan bagi yang berhijab maupun tidak. Juga untuk momen silaturahim, berbuka bersama, hingga Lebaran.
RAMADAN selalu identik dengan keistimewaan. Begitu pula yang dilihat industri fesyen.

Menyambut Ramadan, mereka biasa menghadirkan busana dengan tambahan detail atau aksen. Potongan busana pun didominasi busana longgar, seperti kaftan, tunik, dan gamis.

Namun, makin digemarinya konsep padu padan dan busana multifungsi membuat pecinta fesyen menginginkan busana Lebaran yang tidak hanya musiman. Itulah yang tampak di jalan dalam pergelaran Pesona Ramadhan Fashion Delight di Atrium Senayan City, Minggu(7/6).

Beberapa desainer busana muslim terkenal, di antaranya Jenahara, Norma Hauri, dan Ria Miranda menyuguhkan busana yang lebih luwes untuk Lebaran tahun ini.

Melalui dua labelnya, yakni Hauri Black Label dan Hauri Woman, Norma Hauri menawarkan busana yang bisa dipadu padan. Hauri Black Label mengeluarkan koleksi dengan nuansa gardenia, sementara Hauri Woman lebih terasa nuansa minimalis dengan permainan corak geometris.

Lalu, perbedaan siluet juga terasa pada kedua lini tersebut. Koleksi Hauri Black Label masih memiliki potongan yang membentuk tubuh, semisal masih terlihat bentuk pinggang, sementara untuk Hauri Woman merupakan potongan abaya yang tidak memperlihatkan salah satu bentuk tubuh.

Salah satu tampilan padanan ialah blus lengan panjang yang diberi detail draperi di bagian dada dengan rok bersiluet lebar.

Koleksi lainnya berupa luaran (outer) panjang dengan lengan bagian atas yang lebih mengembang yang dipadankan dengan celana berpotongan lurus (pipa).

Norma mengakui bahwa koleksi kali ini merupakan upayanya untuk menjangkau pasar yang luas. “Koleksi ini bisa dipakai untuk acara di Bulan Ramadan ataupun lebaran. Kalau mau tampil kasual ya penggunaannya dibiarkan terbuka, untuk formal bisa ditambahkan ikat pinggang,“ ujar Norma kepada Media Indonesia.

Koleksi bertajuk The Line dan Gardenia ini sebelumnya sudah dipresentasikan di Bangkok International Fair and Bangkok International Leather Fair 2015.

Di `Negeri Gajah Putih' itu, koleksi nya mendapat sambutan baik dan mendapati beberapa pembeli yang mengatakan busana rancangannya sangat minimalis dan modern. Untuk bahan, Norma memilih gabardin dan katun, karena kedua bahan tersebut dinilai lebih menyerap keringat dan tidak panas.

Tak ada permainan detail payet atau manik-manik dalam koleksinya yang memang ditujukan untuk gaya bulan Ramadan dan menyambut Lebaran. Hal itu lantaran waktu produksi yang singkat demi mengejar kebutuhan Lebaran.

“Selain itu, pilihan saat ini cenderung simpel dan tidak banyak aksen. Abaya juga mulai digemari karena bisa dikenakan untuk bentuk tubuh seperti apa pun,“ ungkap perempuan yang juga mulai melirik pasar busana muslim anak-anak ini.Celana Rok Desainer Jenahara Nasution menampilkan permainan bawahan. Anak dari artis dan desainer Ida Royani ini menampilkan gaya celana-rok (skirt pants) dengan tali di sisi kanan. Selain itu, ada pula jogger pants, yakni celana dengan karet di pergelangan kaki.

Padanan atasnya pun tidak kalah dinamis seperti blus dan jaket parka. Busana-busana ini seolah menjadi cara perempuan yang akrab disapa Jehan ini untuk mendukung aktivitas para muslimah yang dinamis.

Nuansa baru juga terlihat dalam pilihan warna. Meski masih setia dengan warna hitam dan putih, pada beberapa tampilan tampak nuansa hijau zaitun dan hijau militer.

Inspirasi koleksi kali ini, kata Jehan muncul dari kelainan fisik kulit manusia, yakni albinism yang putih dan melanism untuk warna gelap. Potongan koleksi sendiri tetap sederhana dan elegan sesuai ciri khas rancangannya.

Desainer lainnya, Ria Miranda mengambil inspirasi dari arsitektur Moorish di Maroko, sulaman khas Hungaria. Nuansa Maroko hadir lewat motif geometris, sementara suasana Hongaria hadir lewat motif bunga-bunga.

Paduan dua motif itu dapat dilihat pada rok panjang yang di bagian atasnya penuh akan motif garis geometris dan motif bunga. Rok tersebut dipadankan dengan blus yang dilengkapi luaran berpotongan tangan lebar.

“Ingin bisa dikenakan bagi yang berhijab maupun tidak, baik momen silaturahim, ifthar, hingga Lebaran. Simpel tetapi feminin,“ ungkap perempuan yang menamakan koleksinya kali ini, Kasbah, yakni bangunan tempat berlindung dengan dinding tinggi tanpa jendela, simbol kemakmuran rakyat Maroko.

Sementara untuk pilihan lain Lebaran, Ria Miranda akan meluncurkan rancangan terbatas bersiluet kaftan yang akan diluncurkan di penghujung Ramadan. (M-3) Sumber Media Indonesia, 21/06/2015, Halaman 14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar