Bertubuh subur bukan halangan untuk tampil modis.
Kuncinya terletak pada pemilihan busana yang tepat dan memakainya dengan percaya diri.
PERUBAHAN gaya hidup menjadi kontribusi utama peningkatan berat badan secara signifikan. Beragam fasilitas yang mena warkan kepraktisan tak jarang melenakan tubuh untuk bergerak santai.
Tak sedikit pula di antara mereka yang terlambat menyadari untuk menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Alhasil, pengidap obesitas meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun.
Hasil studi Euromonitor Internasional menyebutkan bahwa Indonesia diprediksi akan mengalami pertumbuhan pengidap masalah kegemukan hingga 50% sepanjang 2010 hingga 2020.
Data lain dipaparkan oleh Kementerian Kesehatan RI dalam Riset Kesehatan Dasar 2013.
Pemerintah menyebutkan sebanyak 15 provinsi di Indonesia mengalami prevalensi sangat gemuk di atas rata-rata nasional. Di antara pengidap masalah ini, terdapat 18,8% anak-anak berusia 5-12 tahun dan 10,8% terjadi pada remaja berusia 13-15 tahun.
Masalah kegemukan yang dialami memiliki konsekuensi dalam kehidupan sehari-hari. Yang paling terasa adalah saat mencari busana yang tepat.
Banyak perempuan bertubuh subur kesulitan memperoleh busana dengan model tak ketinggalan zaman. Pilihan busana terbatas karena ukuran yang ditawarkan kebanyakan tersedia untuk konsumen yang bertubuh normal. Kalaupun ada, modelnya sering kali ketinggalan zaman.
“Banyak pelangganku, perempuan bertubuh gemuk, cenderung hanya menggunakan pakaian sebagai penutup aurat. Memakai kaus oblong, kemeja pria, sampai blus bergaya ibu-ibu. Padahal, ukuran plus tidak identik dengan ibu-ibu. Sekarang banyak anak SMP yang sudah mengenakan pakaian size 7-8L dengan celana nomor 44,“ ujar pemilik brand pakaian khusus ukuran plus X to X Plus Size Yuky Stephanie ketika ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Padahal, tak sedikit dari mereka yang ingin mengikuti perkembangan mode terkini. Tidak semua perempuan bertubuh gemuk, sambung dia, mengalami krisis percaya diri. Kebanyakan dari mereka bahkan sangat ceria dan berani tampil.
Sayangnya, butik yang menyediakan pakaian bergaya modern dengan ukuran yang besar, mulai XL hingga 8L, tak banyak. Salah satunya dihadirkan oleh butik miliknya.
Brand berusia empat tahun ini baru saja melansir koleksi terbarunya dalam ajang Jakarta Food and Fashion Festival 2014, akhir Mei lalu.
Kebanyakan koleksi yang dihadirkan didominasi oleh gaun selutut dengan kreasi potongan off shoulder, cut-out, potongan asimetris hingga aplikasi material brokat hitam. Warna-warna yang dipilih terbilang berani, seperti biru akua, kuning terang, merah dan hijau lumut. Semua koleksi dipamerkan oleh para model yang bertubuh besar.
Mereka sengaja dipilih untuk memberi gambaran riil tentang bagaimana berbusana modis tanpa berlebihan.
“Yang harus dilakukan wanita bertubuh ekstra agar bisa tampil modis adalah mengerti postur tubuh mereka dan memilih pakaian yang tepat.
Warna cerah bukanlah hal yang tabu. Asal model dan bahannya tepat, bisa kok tampil modis tapi enggak maksa,“ cetus Yuky.
Pemilihan bahan Selain teknik potongan, kendala berikut yang dihadapi dalam mendesain pakaian perempuan bertubuh ekstra terletak pada pemilihan dan pengadaan bahan. Yuky menyatakan bahwa bahan busana yang dibutuhkan oleh perempuan gemuk tidak boleh terlalu tipis ataupun terlalu tebal.
Jika bahan terlalu tipis, pakaian akan rawan robek. Bahan pakaian terlalu tebal mudah menimbulkan keringat dan justru membuat tubuh berkesan semakin gemuk. Bahan jersey dan bodycon merupakan bahan favorit karena bisa menampilkan proporsi terbaik perempuan bertubuh gemuk tanpa menonjolkan lipatan-lipatan lemaknya.
“Bahan apa pun itu harus adem. Semakin strecthy, semakin baik. Yang paling banyak dipakai sih bahan jersey atau bodycon,“ terangnya.
Soal pemilihan warna busana, tak ada yang terlalu tabu untuk Anda. Warna cerah, sahut dia, sah-sah saja untuk digunakan dan tidak akan menimbulkan kesan berlebihan. Yang terpenting adalah bahan tersebut tidak mengilap atau menggunakan elemen sequin. (S-1) Media Indonesia, 13/06/2014, halaman 21.
Kuncinya terletak pada pemilihan busana yang tepat dan memakainya dengan percaya diri.
PERUBAHAN gaya hidup menjadi kontribusi utama peningkatan berat badan secara signifikan. Beragam fasilitas yang mena warkan kepraktisan tak jarang melenakan tubuh untuk bergerak santai.
Tak sedikit pula di antara mereka yang terlambat menyadari untuk menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Alhasil, pengidap obesitas meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun.
Hasil studi Euromonitor Internasional menyebutkan bahwa Indonesia diprediksi akan mengalami pertumbuhan pengidap masalah kegemukan hingga 50% sepanjang 2010 hingga 2020.
Data lain dipaparkan oleh Kementerian Kesehatan RI dalam Riset Kesehatan Dasar 2013.
Pemerintah menyebutkan sebanyak 15 provinsi di Indonesia mengalami prevalensi sangat gemuk di atas rata-rata nasional. Di antara pengidap masalah ini, terdapat 18,8% anak-anak berusia 5-12 tahun dan 10,8% terjadi pada remaja berusia 13-15 tahun.
Masalah kegemukan yang dialami memiliki konsekuensi dalam kehidupan sehari-hari. Yang paling terasa adalah saat mencari busana yang tepat.
Banyak perempuan bertubuh subur kesulitan memperoleh busana dengan model tak ketinggalan zaman. Pilihan busana terbatas karena ukuran yang ditawarkan kebanyakan tersedia untuk konsumen yang bertubuh normal. Kalaupun ada, modelnya sering kali ketinggalan zaman.
“Banyak pelangganku, perempuan bertubuh gemuk, cenderung hanya menggunakan pakaian sebagai penutup aurat. Memakai kaus oblong, kemeja pria, sampai blus bergaya ibu-ibu. Padahal, ukuran plus tidak identik dengan ibu-ibu. Sekarang banyak anak SMP yang sudah mengenakan pakaian size 7-8L dengan celana nomor 44,“ ujar pemilik brand pakaian khusus ukuran plus X to X Plus Size Yuky Stephanie ketika ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Padahal, tak sedikit dari mereka yang ingin mengikuti perkembangan mode terkini. Tidak semua perempuan bertubuh gemuk, sambung dia, mengalami krisis percaya diri. Kebanyakan dari mereka bahkan sangat ceria dan berani tampil.
Sayangnya, butik yang menyediakan pakaian bergaya modern dengan ukuran yang besar, mulai XL hingga 8L, tak banyak. Salah satunya dihadirkan oleh butik miliknya.
Brand berusia empat tahun ini baru saja melansir koleksi terbarunya dalam ajang Jakarta Food and Fashion Festival 2014, akhir Mei lalu.
Kebanyakan koleksi yang dihadirkan didominasi oleh gaun selutut dengan kreasi potongan off shoulder, cut-out, potongan asimetris hingga aplikasi material brokat hitam. Warna-warna yang dipilih terbilang berani, seperti biru akua, kuning terang, merah dan hijau lumut. Semua koleksi dipamerkan oleh para model yang bertubuh besar.
Mereka sengaja dipilih untuk memberi gambaran riil tentang bagaimana berbusana modis tanpa berlebihan.
“Yang harus dilakukan wanita bertubuh ekstra agar bisa tampil modis adalah mengerti postur tubuh mereka dan memilih pakaian yang tepat.
Warna cerah bukanlah hal yang tabu. Asal model dan bahannya tepat, bisa kok tampil modis tapi enggak maksa,“ cetus Yuky.
Pemilihan bahan Selain teknik potongan, kendala berikut yang dihadapi dalam mendesain pakaian perempuan bertubuh ekstra terletak pada pemilihan dan pengadaan bahan. Yuky menyatakan bahwa bahan busana yang dibutuhkan oleh perempuan gemuk tidak boleh terlalu tipis ataupun terlalu tebal.
Jika bahan terlalu tipis, pakaian akan rawan robek. Bahan pakaian terlalu tebal mudah menimbulkan keringat dan justru membuat tubuh berkesan semakin gemuk. Bahan jersey dan bodycon merupakan bahan favorit karena bisa menampilkan proporsi terbaik perempuan bertubuh gemuk tanpa menonjolkan lipatan-lipatan lemaknya.
“Bahan apa pun itu harus adem. Semakin strecthy, semakin baik. Yang paling banyak dipakai sih bahan jersey atau bodycon,“ terangnya.
Soal pemilihan warna busana, tak ada yang terlalu tabu untuk Anda. Warna cerah, sahut dia, sah-sah saja untuk digunakan dan tidak akan menimbulkan kesan berlebihan. Yang terpenting adalah bahan tersebut tidak mengilap atau menggunakan elemen sequin. (S-1) Media Indonesia, 13/06/2014, halaman 21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar