Pusat perbelanjaan, baik toko konvensional maupun toko daring, berlomba menghadirkan koleksi busana muslim terlengkap demi memanfaatkan momen yang ada. PERANCANG busana Ria Miranda merupakan salah satu contoh yang menghadirkan koleksi busana muslim. Ria mendaur ulang koleksi haru miliknya yang pernah ditampilkan di ajang Indonesia Fashion Week 2014 lalu menjadi busana siap pakai.
Terinspirasi oleh suasana musim semi di Jepang, warna yang ditampilkan dominan biru pastel dengan motif kelopak bunga berukuran besar. Ria sengaja memilih satin dan sutra untuk mendapatkan efek ringan melambai sehingga kesan anggun terpancar. Misalnya, ia memadukan sebuah atasan putih dengan celana panjang potongan lurus yang agak longgar dengan luaran berdetail tumpuk di depan berwarna biru pastel.
Meski mengenakan celana panjang, tampilan keseluruhannya tetaplah feminin.
Lain halnya dengan rancangan yang ditampilkan oleh Jenahara. Putri Ida Royani ini menampilkan koleksi `French' yang bermain dengan elemen warna bendera Prancis. Warna biru, merah, putih, dan hitam hadir dalam potongan busana yang modern minimalis. Detail-detail pada beberapa bagian, seperti aksentuasi pada bahu atau daerah kerah, mempertegas karakter si pemakai.
“Ramadan selalu identik dengan warna soft atau putih. Nah, kami ingin memberikan pilihan berbeda dengan menghadirkan warna yang berani,“ ujar Jenahara saat ditemui di Jakarta, Rabu (25/6). Berbeda pula dengan desain yang ditawarkan oleh perancang Dian Pelangi. Ia menghadirkan karakternya yang senang dengan permainan motif berukuran besar dalam koleksi bertajuk Royal Ramadan.
Kebanyakan koleksinya tampil dalam wujud terusan, baik kaftan maupun gamis. Untuk mengimbangi volume baju yang longgar dan penggunaan motif berukuran besar, ia memilih warna-warna pastel yang tak menyilaukan mata.
“Saya gunakan katun dan silk supaya kelihatan lebih mewah, tetapi tetap nyaman dan enak dipakai. Total ada 10 koleksi yang akan dijual khusus lewat online di Zalora. Saya buat terbatas, hanya 100 pieces,“ terangnya.
Toko daring Tak hanya Dian, kedua desainer di atas lainnya juga menjajakan koleksi mereka di toko daring. Penjualan melalui toko daring dianggap jitu memecahkan kendala perluasan distribusi pemasaran produk milik desainer lokal. Sebab, target konsumennya kini tak hanya terpusat di kota-kota besar di Jawa, tetapi juga Kalimantan dan Sulawesi.
Melihat peluang tersebut, Zalora sebagai salah satu pelaku usaha e-commerce di Indonesia menawarkan kerja sama kepada sejumlah brand busana muslim dalam negeri. Laman yang berdiri sejak akhir 2011 lalu itu kini memiliki 50-60 brand busana muslim lokal dengan peningkatan penjualan tertinggi di antara kategori produk fesyen lainnya.
PR Manager Zalora Indonesia Anggita Vela Lydia menilai hal tersebut sebagai peningkatan minat dan kesadaran konsumen Indonesia akan merek lokal, terutama dalam satu tahun belakangan ini.
Meski begitu, ia menyadari bahwa konsumen Indonesia masih khawatir terhadap mekanisme jual beli fesyen dari toko daring. Kurangnya kepercayaan tersebut ditanggapi dengan sejumlah strategi, termasuk fasilitas pengembalian barang.
“Kami buat tampilan sedetail mungkin. Bahkan, kami punya fitur virtusize yang menampilkan empat dimensi untuk mengira-ngira apakah busana pas atau tidak untuk dipakai.
Kalaupun nantinya setelah barang dikirim mereka enggak suka, bisa dikembalikan,“ papar Vela.
Di sisi lain, pesatnya perkembangan penjualan busana muslim di toko daring rupanya tetap membuka peluang bagi penjualan offline. Pasaraya bahkan mengembangkan gerai busana muslimnya menjadi toko khusus (specialtystore) busana muslim Al Madina. Toko tersebut menempati lahan seluas 1.300 m2 yang menampung lebih dari 60 koleksi desainer busana muslim lokal dan didominasi oleh busana muslim perempuan dewasa. CEO Pasaraya Medina Latief Harjani menyatakan pembukaan toko tersebut didasarkan pada pertumbuhan loyalitas konsumen lokal terhadap brand-brand busana muslim tertentu.
Utamanya konsumen dari kalangan menengah ke atas. Meski begitu, pihaknya berencana menggunakan sarana daring untuk menjangkau konsumen lebih banyak. Dengan begitu, konsumen memiliki alternatif berbelanja yang lebih menghemat waktu. Di saat yang sama, mereka juga bisa mengecek produknya langsung di toko konvensional sembari menikmati peragaan busana. (S-1) - Media Indonesia, 27/06/2014, halaman 22
Terinspirasi oleh suasana musim semi di Jepang, warna yang ditampilkan dominan biru pastel dengan motif kelopak bunga berukuran besar. Ria sengaja memilih satin dan sutra untuk mendapatkan efek ringan melambai sehingga kesan anggun terpancar. Misalnya, ia memadukan sebuah atasan putih dengan celana panjang potongan lurus yang agak longgar dengan luaran berdetail tumpuk di depan berwarna biru pastel.
Meski mengenakan celana panjang, tampilan keseluruhannya tetaplah feminin.
Lain halnya dengan rancangan yang ditampilkan oleh Jenahara. Putri Ida Royani ini menampilkan koleksi `French' yang bermain dengan elemen warna bendera Prancis. Warna biru, merah, putih, dan hitam hadir dalam potongan busana yang modern minimalis. Detail-detail pada beberapa bagian, seperti aksentuasi pada bahu atau daerah kerah, mempertegas karakter si pemakai.
“Ramadan selalu identik dengan warna soft atau putih. Nah, kami ingin memberikan pilihan berbeda dengan menghadirkan warna yang berani,“ ujar Jenahara saat ditemui di Jakarta, Rabu (25/6). Berbeda pula dengan desain yang ditawarkan oleh perancang Dian Pelangi. Ia menghadirkan karakternya yang senang dengan permainan motif berukuran besar dalam koleksi bertajuk Royal Ramadan.
Kebanyakan koleksinya tampil dalam wujud terusan, baik kaftan maupun gamis. Untuk mengimbangi volume baju yang longgar dan penggunaan motif berukuran besar, ia memilih warna-warna pastel yang tak menyilaukan mata.
“Saya gunakan katun dan silk supaya kelihatan lebih mewah, tetapi tetap nyaman dan enak dipakai. Total ada 10 koleksi yang akan dijual khusus lewat online di Zalora. Saya buat terbatas, hanya 100 pieces,“ terangnya.
Toko daring Tak hanya Dian, kedua desainer di atas lainnya juga menjajakan koleksi mereka di toko daring. Penjualan melalui toko daring dianggap jitu memecahkan kendala perluasan distribusi pemasaran produk milik desainer lokal. Sebab, target konsumennya kini tak hanya terpusat di kota-kota besar di Jawa, tetapi juga Kalimantan dan Sulawesi.
Melihat peluang tersebut, Zalora sebagai salah satu pelaku usaha e-commerce di Indonesia menawarkan kerja sama kepada sejumlah brand busana muslim dalam negeri. Laman yang berdiri sejak akhir 2011 lalu itu kini memiliki 50-60 brand busana muslim lokal dengan peningkatan penjualan tertinggi di antara kategori produk fesyen lainnya.
PR Manager Zalora Indonesia Anggita Vela Lydia menilai hal tersebut sebagai peningkatan minat dan kesadaran konsumen Indonesia akan merek lokal, terutama dalam satu tahun belakangan ini.
Meski begitu, ia menyadari bahwa konsumen Indonesia masih khawatir terhadap mekanisme jual beli fesyen dari toko daring. Kurangnya kepercayaan tersebut ditanggapi dengan sejumlah strategi, termasuk fasilitas pengembalian barang.
“Kami buat tampilan sedetail mungkin. Bahkan, kami punya fitur virtusize yang menampilkan empat dimensi untuk mengira-ngira apakah busana pas atau tidak untuk dipakai.
Kalaupun nantinya setelah barang dikirim mereka enggak suka, bisa dikembalikan,“ papar Vela.
Di sisi lain, pesatnya perkembangan penjualan busana muslim di toko daring rupanya tetap membuka peluang bagi penjualan offline. Pasaraya bahkan mengembangkan gerai busana muslimnya menjadi toko khusus (specialtystore) busana muslim Al Madina. Toko tersebut menempati lahan seluas 1.300 m2 yang menampung lebih dari 60 koleksi desainer busana muslim lokal dan didominasi oleh busana muslim perempuan dewasa. CEO Pasaraya Medina Latief Harjani menyatakan pembukaan toko tersebut didasarkan pada pertumbuhan loyalitas konsumen lokal terhadap brand-brand busana muslim tertentu.
Utamanya konsumen dari kalangan menengah ke atas. Meski begitu, pihaknya berencana menggunakan sarana daring untuk menjangkau konsumen lebih banyak. Dengan begitu, konsumen memiliki alternatif berbelanja yang lebih menghemat waktu. Di saat yang sama, mereka juga bisa mengecek produknya langsung di toko konvensional sembari menikmati peragaan busana. (S-1) - Media Indonesia, 27/06/2014, halaman 22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar