Pada kunjungan pertamanya ke Montevideo, Uruguay, ia menyuarakan partisipasi perempuan di parlemen Uruguay ditingkatkan sekurangnya hingga 30%. Sebagai feminis, Emma Watson mengampanyekan pendidikan bagi gadis-gadis remaja dan mengunjungi Bangladesh dan Zambia untuk mewujudkan hal tersebut. Pada Juli 2014, ia ditunjuk sebagai Duta Wanita PBB.
SOSOK Emma Watson dalam kesehariannya ternyata tidak jauh dengan karakter Hermione Granger yang cerdas dan kritis dalam serial Harry Potter yang melambungkan namanya. Kecerdasan dan talenta tersebut kini membuat aktris asal Inggris ini terpilih menjadi duta PBB untuk perempuan.
Dalam kunjungan pertamanya sebagai duta untuk perempuan ke Montevideo, Uruguay, beberapa waktu lalu, Watson lantang menyuarakan kesetaraan hak politik perempuan di negara yang berbatasan langsung dengan Brasil dan Argentina tersebut.
“Wanita harus memiliki hak suara untuk menentukan keputusan yang berpengaruh di negara mereka, komunitas mereka, dan keluarga mereka, karena mereka ialah separuh dari populasi. Dengan begitu, partisipasi perempuan yang setara dalam pengambilan keputusan merupakan tuntutan dari keadilan dan demokrasi,“ ungkap Watson yang dinobatkan sebagai duta untuk perempuan sejak Juli lalu.
Kesetaraan gender memang masih menjadi isu masif di banyak negara, salah satunya Uruguay.
Negara dengan populasi penduduk lebih dari 3 juta jiwa tersebut hanya diwakili 13,1% politikus wanita di parlemen dan menduduki peringkat ke-103 berdasarkan keterwakilan perempuan di parlemen jika dibandingkan dengan negara lain di dunia. Angka tersebut jauh di bawah standar yang ditetapkan PBB, yakni 21,8%.
Watson menuntut agar partisipasi perempuan di parlemen Uruguay dapat ditingkatkan sekurangnya hingga 30%. Ia melayangkan petisi yang ditandatangani 4.000 orang yang berisikan imbauan agar penduduk Uruguay proaktif menyuarakan kesetaraan gender di berbagai sektor, khususnya sektor yang selama ini mendiskriminasikan perempuan.
“Untuk mengawasi bentuk partisipasi ini merupakan alasan saya di sini. Itulah alasan saya datang ke Uruguay dan mengapa saya ingin bekerja sama dengan wanita Uruguay, karena syukurnya saya mendapat kesempatan ini dan saya berkapasitas untuk membuat pencerahan dalam persoalan ini,“ terangnya.
“Hak-hak perempuan sangat personal bagi saya, terutama dalam partisipasi politik dan kepemimpinan,“ tambah aktris yang juga berperan dalam film The Perks of Being Wallflower ini.Cerdas dan stylish Emma Charlotte Duerre Watson--nama panjangnya--selalu tampil kekinian dengan potongan rambut dan padanan busana yang pas. Majalah Vogue menobatkan Watson sebagai selebritas ter-stylish kedua setelah sang ratu fesyen Victoria Beckham.
Posisi tersebut menempatkan Watson di atas sejumlah nama fashionista lain seperti Kate Moss, Olivia Palermo, bahkan Kim Kadarshian. Perempuan kelahiran Paris, Prancis, 15 April 1990 ini bukan hanya mengandalkan penampilannya untuk membuat para fan terpukau. Ia juga penyandang gelar sarjana dari universitas bergengsi, Brown University, jurusan English literature. (UN/ Vogue/H-1) Media Indonesia, 20/09/2014, halaman 16
SOSOK Emma Watson dalam kesehariannya ternyata tidak jauh dengan karakter Hermione Granger yang cerdas dan kritis dalam serial Harry Potter yang melambungkan namanya. Kecerdasan dan talenta tersebut kini membuat aktris asal Inggris ini terpilih menjadi duta PBB untuk perempuan.
Dalam kunjungan pertamanya sebagai duta untuk perempuan ke Montevideo, Uruguay, beberapa waktu lalu, Watson lantang menyuarakan kesetaraan hak politik perempuan di negara yang berbatasan langsung dengan Brasil dan Argentina tersebut.
“Wanita harus memiliki hak suara untuk menentukan keputusan yang berpengaruh di negara mereka, komunitas mereka, dan keluarga mereka, karena mereka ialah separuh dari populasi. Dengan begitu, partisipasi perempuan yang setara dalam pengambilan keputusan merupakan tuntutan dari keadilan dan demokrasi,“ ungkap Watson yang dinobatkan sebagai duta untuk perempuan sejak Juli lalu.
Kesetaraan gender memang masih menjadi isu masif di banyak negara, salah satunya Uruguay.
Negara dengan populasi penduduk lebih dari 3 juta jiwa tersebut hanya diwakili 13,1% politikus wanita di parlemen dan menduduki peringkat ke-103 berdasarkan keterwakilan perempuan di parlemen jika dibandingkan dengan negara lain di dunia. Angka tersebut jauh di bawah standar yang ditetapkan PBB, yakni 21,8%.
Watson menuntut agar partisipasi perempuan di parlemen Uruguay dapat ditingkatkan sekurangnya hingga 30%. Ia melayangkan petisi yang ditandatangani 4.000 orang yang berisikan imbauan agar penduduk Uruguay proaktif menyuarakan kesetaraan gender di berbagai sektor, khususnya sektor yang selama ini mendiskriminasikan perempuan.
“Untuk mengawasi bentuk partisipasi ini merupakan alasan saya di sini. Itulah alasan saya datang ke Uruguay dan mengapa saya ingin bekerja sama dengan wanita Uruguay, karena syukurnya saya mendapat kesempatan ini dan saya berkapasitas untuk membuat pencerahan dalam persoalan ini,“ terangnya.
“Hak-hak perempuan sangat personal bagi saya, terutama dalam partisipasi politik dan kepemimpinan,“ tambah aktris yang juga berperan dalam film The Perks of Being Wallflower ini.Cerdas dan stylish Emma Charlotte Duerre Watson--nama panjangnya--selalu tampil kekinian dengan potongan rambut dan padanan busana yang pas. Majalah Vogue menobatkan Watson sebagai selebritas ter-stylish kedua setelah sang ratu fesyen Victoria Beckham.
Posisi tersebut menempatkan Watson di atas sejumlah nama fashionista lain seperti Kate Moss, Olivia Palermo, bahkan Kim Kadarshian. Perempuan kelahiran Paris, Prancis, 15 April 1990 ini bukan hanya mengandalkan penampilannya untuk membuat para fan terpukau. Ia juga penyandang gelar sarjana dari universitas bergengsi, Brown University, jurusan English literature. (UN/ Vogue/H-1) Media Indonesia, 20/09/2014, halaman 16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar