IFW menampilkan koleksi desainer ternama, antara lain Sebastian Gunawan, Itang Yunaz, Diang pelangi, Anne Avantie, Lenny Agustin, dan Priyo Oktaviano.
INDONESIA Fashion Week (IFW) kembali digelar. Pembukaan perhelatan yang berlangsung 20-14 Februari 2014 di Jakarta Convention Center tersebut dihadiri tiga menteri, yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Mari Elka Pangestu, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta, dan Menteri Perdagangan M Luth? .
Bersama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), ketiga kementerian itu memang telah mendukung blue print fesyen Indonesia yang telah diusung sejak tahun lalu.
“IFW bukanlah sekadar pameran, melainkan lebih dari itu. IFW timbul dari gagasan beberapa pihak yang memiliki mimpi agar Indonesia bisa menjadi sentra mode pada 2025. Nah, IFW inilah salah satu langkah
mewujudkan mimpi tersebut,“ ucap Mari.
Ia mengutarakan empat kementerian Indonesia pun berbagi tugas dalam mewujudkan mimpi itu. “Mulai tren mode oleh Kemenparekraf, bahan baku oleh Kemenperin (Kementerian Perindustrian), UKM oleh Kementerian Koperasi dan UKM hingga pasar serta bisnis oleh Kemendag (Kementerian Perdagangan).“
IFW dengan slogan The Biggest Fashion Movement itu menampilkan koleksi de sainer ternama, antara lain Sebastian Gunawan, Itang Yunaz, Diang pelangi, Anne Avantie, Lenny Agustin, dan Priyo Oktaviano.
Tahun ini, IFW diikuti oleh desainer luar negeri antara lain dari Maroko, Jepang, dan Argentina.
Menteri Perdagangan mengingatkan Permendag No 70/2013. Peraturan itu berisi kewajiban gerai modern dalam memasarkan produk, minimal 80%-nya adalah produk dalam negeri. “Peraturan jelas mengharuskan produk Indonesia di mal-mal dan pusat pembelanjaan.” Lut? menambahkan Indonesia memiliki pasar yang besar dan ini merupakan kesempatan bagi desainer. Ia juga mendorong para desainer untuk bersaing di pasar ASEAN. “Karena separuh ekonomi ASEAN adalah ekonomi Indonesia.” (Sky/Pri/H-1/ Media Indonesia, 21/02/2014)
INDONESIA Fashion Week (IFW) kembali digelar. Pembukaan perhelatan yang berlangsung 20-14 Februari 2014 di Jakarta Convention Center tersebut dihadiri tiga menteri, yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Mari Elka Pangestu, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta, dan Menteri Perdagangan M Luth? .
Bersama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), ketiga kementerian itu memang telah mendukung blue print fesyen Indonesia yang telah diusung sejak tahun lalu.
“IFW bukanlah sekadar pameran, melainkan lebih dari itu. IFW timbul dari gagasan beberapa pihak yang memiliki mimpi agar Indonesia bisa menjadi sentra mode pada 2025. Nah, IFW inilah salah satu langkah
mewujudkan mimpi tersebut,“ ucap Mari.
Ia mengutarakan empat kementerian Indonesia pun berbagi tugas dalam mewujudkan mimpi itu. “Mulai tren mode oleh Kemenparekraf, bahan baku oleh Kemenperin (Kementerian Perindustrian), UKM oleh Kementerian Koperasi dan UKM hingga pasar serta bisnis oleh Kemendag (Kementerian Perdagangan).“
IFW dengan slogan The Biggest Fashion Movement itu menampilkan koleksi de sainer ternama, antara lain Sebastian Gunawan, Itang Yunaz, Diang pelangi, Anne Avantie, Lenny Agustin, dan Priyo Oktaviano.
Tahun ini, IFW diikuti oleh desainer luar negeri antara lain dari Maroko, Jepang, dan Argentina.
Menteri Perdagangan mengingatkan Permendag No 70/2013. Peraturan itu berisi kewajiban gerai modern dalam memasarkan produk, minimal 80%-nya adalah produk dalam negeri. “Peraturan jelas mengharuskan produk Indonesia di mal-mal dan pusat pembelanjaan.” Lut? menambahkan Indonesia memiliki pasar yang besar dan ini merupakan kesempatan bagi desainer. Ia juga mendorong para desainer untuk bersaing di pasar ASEAN. “Karena separuh ekonomi ASEAN adalah ekonomi Indonesia.” (Sky/Pri/H-1/ Media Indonesia, 21/02/2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar