Senin, 17 Februari 2014

Pekan Mode New York Era Rok Midi

Di pekan mode New York, kesan tua dan kaku dari rok midi dibuat lebih modern, edgy, ataupun quirky dalam arti yang memesona dengan gaya tumpuk dan permainan warna.

SEJAK awal tahun ini Vic toria Beckham, sosialita Dita von Teese, hingga aktris Michelle Dockery kerap mengenakan rok atau terusan midi. Busana dengan panjang mencapai a n t a ra l u t u t d a n m a t a kaki, serta memiliki siluet melebar atau longgar, itu sangat populer di era 40-an. Setelah gaya itu tergusur oleh rok mini di era 60-an, situs collegefashion.net menyebut bahwa keeleganan rok atau terusan midi berusaha diangkat lagi oleh industri fesyen Amerika Serikat. Upaya itu gagal.

Publik lebih suka keseksian yang memamerkan kulit ala rok mini, yang membentuk tubuh ala rok pensil, atau sekalian rok panjang bohemian yang ekspresif. Singkatnya, tidak ada tempat bagi busana yang nang gung, baik dalam ukuran maupun gaya.

Dari yang kini dikenakan para selebritas, rok dan terusan midi bisa bangkit lagi karena citranya berganti. Rok ini tidak lagi terkesan tua dan kaku. Kesan elegan tetap ada, tapi lebih modern atau dibuat menjadi quirky (aneh) dalam arti yang memesona.

Kesan itu pula yang jelas terlihat dalam pekan mode New York koleksi musim gugur/dingin 2014 sejak Kamis (6/2) hingga Rabu (12/2) waktu (6/2) hingga Rabu (12/2) waktu setempat. Dalam koleksi Victoria Beckham, misalnya, busana midi yang ditawarkan seperti juga yang dikenakan sang desainer sendiri. Untuk rok, istri mantan pesepak bola David Beckham itu mengeluarkan beberapa gaya, termasuk rok midi wrap, rok midi dengan aksen kupnat (dart) di bagian depan, rok midi lipit hitam putih yang lebar hingga rok midi dengan motif abstrak di bagian depan. Gaya wrap juga digunakan untuk gaun midi berwarna merah.
Selain itu, ada pula gaun midi dengan aksen rantai emas di pinggang. Sepatu datar dan bot Kesan edgy sekaligus quirky ditampil kan lewat gaya tumpuk celana panjang dan rok, atasan sweter longgar, atau dengan penggunaan sepatu pantofel datar.

Pergeseran karakter fesyen Victoria dari yang elegan dan membentuk tubuh ke gaya quirky juga terlihat pada kesehariannya. Ibu empat anak itu hariannya. Ibu empat anak itu akhirnya sejenak melepaskan stiletto dan beralih mengena kan sepatu datar.

Kesan serupa juga ter Kesan serupa juga terlihat pada koleksi Derek Lam. Bedanya, desainer Amerika Serikat ber darah China itu me madukan rok midi dengan sweter atau blus tebal serta dengan kardigan atau jaket pan jang. Kesan old school tampak lebih kua karena siluet rok midi yang tanpa ba nyak permainan. Hampir seluruh rok bersiluet a-line. Di sisi lain, koleksi itu tetap terlihat modern karena karakter clean cut yang memang menjadi ciri khas Lam, bahkan ketika ciri khas Lam, bahkan ketika menggunakan bahan kulit.

Kesan lebih modern tapi ef fortless dan berkelas terlihat pada koleksi BCBG Max Az fortless dan berkelas terlih pada koleksi BCBG Max Az ria. Label yang merayakan ulang tahun ke-25 itu di antaranya menggunakan formula potongan asimetris, blok warna, dan gaya bohe mian. “Ini busana yang bisa dipakai setiap wanita. Gaya bohemian, tapi chic dan berkelas,“ kata Max Azria.

Salah satunya terlihat pada gaun mullet berwarna pada gaun mullet berwarna krem-hitam. Gaun itu makin unik dengan aksen lengan tumpuk.

Dua desainer Max dan Lubov Azria emudian melengkapi tampilan edgy kemudian melengkapi tampilan edgy koleksinya dengan bot tinggi.

Label lain yang bermain dengan rok midi ialah label asal Australia Zimmermann. Sang desainer, Nicky Zimmermann, tampak masih menggunakan tren busana menerawang sehingga ia membuat rok midi dengan bahan lace.
Namun, tampilan keseluruhannya bu kan lantas romantis, melainkan campuran gaya vintage, rocker, hingga futuristis karena padu padan berbagai bahan dan motif.
Malas yang elegan Di luar tren rok dan terusan midi, pekan mode New York kali ini juga memperlihatkan WS adanya tren gaya malas yang elegan. Tren itu di antaranya terlihat pada koleksi Ro darte dan DKNY.

Rodarte yang sangat piawai dengan konsep eklektik dan penuh imajinasi kali ini mencomot gaya setelan training. Setelan itu terdiri celana kaus berpinggang tinggi dan bertali, kaus lengan panjang dengan detail ra jutan bunga di dada, serta jaket olahraga yang berbentuk blazer.

Ditambah pilihan warna-warna yang ma tang, seperti biru gelap, merah marun, dan abu-abu, koleksi itu menjadi elegan.

Sementara itu, gaun malam yang memi ementara itu, gaun malam yang memi liki kesan sama tampak pada koleksi DKNY. Sang desainer, Donna Karan, yang merayakan 30 tahun untuk label dengan namanya sendiri, membuat gaun malam dengan leher rendah, siluet lurus tanpa pinggang, tapi kemu dian bergelombang di bagian bawah. Belakangan ini gaun dengan potongan pinggang rendah me mang sedang nge-tren. Namun, Karan seolah ingin membuat inovasi yang lebih jauh lagi sehingga menciptakan kesan yang effortless.

Meski begitu, kesan mewah dan mahal sama sekali tidak hilang. Tampaknya hal itu juga karena paduan bahan yang cerdik. Situs Style.com mengungkapkan bahwa Karan memadukan sutera dengan flanel. (AP/M-1) miweekend @mediaindonesia.com
Di dalam negeri, tas yang diluncurkan pada 1998 ini sudah menjadi incaran para fashionista. Tas Webe bekas pun masih dibanderol jutaan rupiah dan memiliki banyak peminat. (Media Indonesia, 16/02/2014, Halaman 13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar