RUMOR tentang minimnya kualitas film produksi Eropa jika dibandingkan dengan produksi Amerika memang masih terdengar dalam kancah dunia perfilman. Namun, bukan berarti film Eropa kehilangan taji.
Kini, lewat Festival Film Eropa ke-14, Europe on Screen 2014, ada sebuah upaya untuk terus mempertontonkan film terbaik Benua Biru itu di Indonesia. Ada pesan kebudayaan yang tentu saja tersanding lewat ajang tahunan itu.
Pada festival kali ini, panitia akan memutar 71 film dari 26 negara Eropa. Pelaksanaan pun serempak di sembilan kota di Indonesia, yakni Banda Aceh, Bandung, Denpasar, Jakarta, Makassar, Medan, Padang, Surabaya, dan Yogyakarta, pada 2-11 Mei mendatang.
Film perdana yang bakal disuguhkan kepada khalayak di hari pembukaan yaitu Philomena (2013), karya sutradara film Inggris Stephen Frears. Jejak Frears tak diragukan lagi karena dia telah menyabet penghargaan BAFTA 2014 untuk kategori best adapted screenplay dan mendapatkan empat nominasi penghargaan Oscar 2014, termasuk best picture dan best actress.
Sebagai upaya untuk merangsang penonton anak-anak, panitia juga akan menyajikan tujuh film anak-anak. Hal itu dilakukan untuk menjaring penonton muda guna merangsang daya pikat mereka terhadap film produksi Eropa.
“Film-film ini tidak hanya ekspresi menakjubkan dari keragaman budaya kami, tetapi juga sebagai cara ampuh untuk mengomunikasikan ide-ide lintas batas. Semua di sini gratis ditonton,“ ujar Olof Skoog, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, awal pekan ini.
Direktur Festival Film Eropa, Orlow Seunke, menilai film-film berkualitas yang diputar pada hajatan kali ini bisa menjadi suguhan alternatif bagi masyarakat Indonesia.
Tak dapat dielak, masyarakat masih berpatokan pada kualitas film asing ala Hollywood. Sudah waktunya penonton menengok sedikit film-film Eropa sebagai referensi dalam melihat perkembangan mutakhir film ala Benua Biru. (Iwa/M-2) Media Indonesia, 27/04/2014, hal : 24
Kini, lewat Festival Film Eropa ke-14, Europe on Screen 2014, ada sebuah upaya untuk terus mempertontonkan film terbaik Benua Biru itu di Indonesia. Ada pesan kebudayaan yang tentu saja tersanding lewat ajang tahunan itu.
Pada festival kali ini, panitia akan memutar 71 film dari 26 negara Eropa. Pelaksanaan pun serempak di sembilan kota di Indonesia, yakni Banda Aceh, Bandung, Denpasar, Jakarta, Makassar, Medan, Padang, Surabaya, dan Yogyakarta, pada 2-11 Mei mendatang.
Film perdana yang bakal disuguhkan kepada khalayak di hari pembukaan yaitu Philomena (2013), karya sutradara film Inggris Stephen Frears. Jejak Frears tak diragukan lagi karena dia telah menyabet penghargaan BAFTA 2014 untuk kategori best adapted screenplay dan mendapatkan empat nominasi penghargaan Oscar 2014, termasuk best picture dan best actress.
Sebagai upaya untuk merangsang penonton anak-anak, panitia juga akan menyajikan tujuh film anak-anak. Hal itu dilakukan untuk menjaring penonton muda guna merangsang daya pikat mereka terhadap film produksi Eropa.
“Film-film ini tidak hanya ekspresi menakjubkan dari keragaman budaya kami, tetapi juga sebagai cara ampuh untuk mengomunikasikan ide-ide lintas batas. Semua di sini gratis ditonton,“ ujar Olof Skoog, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, awal pekan ini.
Direktur Festival Film Eropa, Orlow Seunke, menilai film-film berkualitas yang diputar pada hajatan kali ini bisa menjadi suguhan alternatif bagi masyarakat Indonesia.
Tak dapat dielak, masyarakat masih berpatokan pada kualitas film asing ala Hollywood. Sudah waktunya penonton menengok sedikit film-film Eropa sebagai referensi dalam melihat perkembangan mutakhir film ala Benua Biru. (Iwa/M-2) Media Indonesia, 27/04/2014, hal : 24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar