Memilih warna rambut tidak boleh asal. Pelajari kepribadian sendiri sebelum rambut diwarnai. Warna akan berdampak pada pencitraan diri seseorang. Menurut konsultan warna dan citra Irma Hadisurya, warna dalam ilmu psikologi sering kali digunakan sebagai salah satu langkah untuk menilai karakter seseorang. Warna menjadi katalis yang dapat mengekspresikan perasaan ataupun suasana hati seseorang.
Penggunaan warna juga bisa memengaruhi penampilan fisik seseorang. Bila warna yang dipilih tepat, penampilan akan semakin menawan. Sebaliknya, pemilihan warna yang kurang tepat justru membuat kulit terlihat lebih kusam. Ujung-ujungnya, kepercayaan diri akan menurun seiring dengan ketidaknyamanan yang dirasakan.
“If you look good, you will feel good karena warna akan memberi rasa pede,“ ujar Irma dalam peluncuran L'oreal Hair Colorantology di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Berbeda dengan penggunaan riasan atau gonta-ganti warna pakaian, mewarnai rambut mengandung risiko merusak kesehatan rambut dan kulit kepala akibat penggunaan bahan-bahan kimia. Penentuan warna yang salah akan meningkatkan risiko kerusakan rambut dua kali lipat.
Anda harus menjalani proses bleaching terlebih dahulu sebelum bisa mengganti warna rambut sesuai dengan yang diharapkan. Padahal, proses tersebut menggunakan senyawa kimia yang destruktif bagi struktur rambut.
Untuk itu, pewarnaan rambut semestinya dipertimbangkan dengan matang. Penentuan warna yang hendak diaplikasikan semestinya disesuaikan dengan kepribadian masing-masing. Dalam hal ini, Anda bisa mencocokkannya dengan warna kulit dan mata yang dipengaruhi pigmen.
“Seperti halnya tubuh, warna juga punya temperatur, yaitu hangat dan sejuk. Warna yang hangat itu mengandung unsur kekuningan, sedangkan warna yang sejuk mengandung unsur kebiruan,“ terang Irma.
Kulit berwarna hangat, sambung dia, mengandung melanin tinggi. Pigmen cokelat yang dimiliki membuatnya tahan terpapar sinar matahari. Akan tetapi, jika terlalu lama, warna kulit akan lebih gosong dari warna semula.Yang termasuk jenis kulit ini di antaranya kulit kuning langsat, sawo matang, cokelat gelap, hingga hitam.
Sementara itu, kulit berwarna sejuk mengandung melanin yang rendah. Sedikitnya kadar melanin itu memudahkan kulit terbakar dan menimbulkan efek kemerahan ketika terpapar sinar matahari langsung. Yang termasuk dalam jenis kulit ini di antaranya kulit merah muda, merah, dan kebiruan.
“Di antara itu ada warna kulit netral yang sifatnya berada di antara warna hangat dan dingin,“ cetus Irma. Penentuan jenis warna juga bisa menggunakan tes urat nadi (vein test). Irma menerangkan tes tersebut dilakukan dengan melihat pergelangan tangan di bawah sinar matahari langsung. Jika pembuluh darah tampak kehijauan, Anda berarti cenderung memiliki warna hangat.
Jika warnanya campuran antara biru dan hijau, Anda termasuk ke dalam golongan warna netral. Terakhir, warna pembuluh darah kebiruan menandakan Anda termasuk ke dalam golongan warna sejuk. Hitam dan cokelat Penata rambut dan ahli pewarnaan rambut Johny Mallato menyatakan kecenderungan warna yang dimiliki orang Indonesia berada di antara warna hangat dan netral.
Untuk itu, elemen warna rambut yang sesuai hendaknya memiliki dasar cokelat dan hitam. Warna dasar itu bisa dikombinasikan dengan warna-warna yang diperkirakan menjadi tren di 2015, seperti emas, tembaga, ungu, dan biru.
Setelah mengenali kondisi tubuh sendiri, tahap berikutnya ialah menentukan warna sesuai dengan profesi dan sifat masing-masing. Jika profesi Anda berhubungan dengan kolega dalam suasana formal, Johny menyarankan Anda memilih warna yang lembut. Adapun pekerja kreatif bisa bermain warna lebih berani, seperti memberikan elemen merah kepada rambut.
“Meski sudah ada panduan, Anda sebaiknya mengonsultasikan terlebih dulu kepada ahli pewarna rambut, terutama bagi Anda yang baru pertama kali mewarnai rambut,“ sahutnya. Langkah berikutnya yang tidak boleh dilewatkan ialah perawatan rambut secara rutin. Johny menyatakan rambut yang diwarnai memerlukan produk perawatan rambut khusus. Sampo biasa tidak cukup karena tidak mengandung keratin dan nutrisi yang memadai untuk memberikan kelembapan lebih sambil merawat warna rambut.
“Sebenarnya, perawatan tidak hanya dilakukan setelah pewarnaan, tetapi bahkan sudah dimulai sejak sebelum diwarnai dengan memberikan serum. Setelah diwarnai, rambut harus dicuci dan diberi kondisioner secara rutin dan seminggu sekali dipakaikan masker rambut,“ paparnya.
Ia juga mengingatkan Anda agar selalu melakukan tes alergi dengan mengoleskan sedikit pewarna rambut di kulit belakang telinga. Hal itu bertujuan menghindari terjadinya reaksi alergi yang justru berdampak buruk terhadap kesehatan.
“Kalau seseorang memiliki alergi, dalam 5 menit saja bisa ketahuan dari kemerahan yang ada di kulitnya. Kalau sudah begitu, jangan dipaksakan. Buat apa gaya kalau sakit,“ tukasnya. (S-1) Media Indonesia, 21/11/2014, halaman 24
Penggunaan warna juga bisa memengaruhi penampilan fisik seseorang. Bila warna yang dipilih tepat, penampilan akan semakin menawan. Sebaliknya, pemilihan warna yang kurang tepat justru membuat kulit terlihat lebih kusam. Ujung-ujungnya, kepercayaan diri akan menurun seiring dengan ketidaknyamanan yang dirasakan.
“If you look good, you will feel good karena warna akan memberi rasa pede,“ ujar Irma dalam peluncuran L'oreal Hair Colorantology di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Berbeda dengan penggunaan riasan atau gonta-ganti warna pakaian, mewarnai rambut mengandung risiko merusak kesehatan rambut dan kulit kepala akibat penggunaan bahan-bahan kimia. Penentuan warna yang salah akan meningkatkan risiko kerusakan rambut dua kali lipat.
Anda harus menjalani proses bleaching terlebih dahulu sebelum bisa mengganti warna rambut sesuai dengan yang diharapkan. Padahal, proses tersebut menggunakan senyawa kimia yang destruktif bagi struktur rambut.
Untuk itu, pewarnaan rambut semestinya dipertimbangkan dengan matang. Penentuan warna yang hendak diaplikasikan semestinya disesuaikan dengan kepribadian masing-masing. Dalam hal ini, Anda bisa mencocokkannya dengan warna kulit dan mata yang dipengaruhi pigmen.
“Seperti halnya tubuh, warna juga punya temperatur, yaitu hangat dan sejuk. Warna yang hangat itu mengandung unsur kekuningan, sedangkan warna yang sejuk mengandung unsur kebiruan,“ terang Irma.
Kulit berwarna hangat, sambung dia, mengandung melanin tinggi. Pigmen cokelat yang dimiliki membuatnya tahan terpapar sinar matahari. Akan tetapi, jika terlalu lama, warna kulit akan lebih gosong dari warna semula.Yang termasuk jenis kulit ini di antaranya kulit kuning langsat, sawo matang, cokelat gelap, hingga hitam.
Sementara itu, kulit berwarna sejuk mengandung melanin yang rendah. Sedikitnya kadar melanin itu memudahkan kulit terbakar dan menimbulkan efek kemerahan ketika terpapar sinar matahari langsung. Yang termasuk dalam jenis kulit ini di antaranya kulit merah muda, merah, dan kebiruan.
“Di antara itu ada warna kulit netral yang sifatnya berada di antara warna hangat dan dingin,“ cetus Irma. Penentuan jenis warna juga bisa menggunakan tes urat nadi (vein test). Irma menerangkan tes tersebut dilakukan dengan melihat pergelangan tangan di bawah sinar matahari langsung. Jika pembuluh darah tampak kehijauan, Anda berarti cenderung memiliki warna hangat.
Jika warnanya campuran antara biru dan hijau, Anda termasuk ke dalam golongan warna netral. Terakhir, warna pembuluh darah kebiruan menandakan Anda termasuk ke dalam golongan warna sejuk. Hitam dan cokelat Penata rambut dan ahli pewarnaan rambut Johny Mallato menyatakan kecenderungan warna yang dimiliki orang Indonesia berada di antara warna hangat dan netral.
Untuk itu, elemen warna rambut yang sesuai hendaknya memiliki dasar cokelat dan hitam. Warna dasar itu bisa dikombinasikan dengan warna-warna yang diperkirakan menjadi tren di 2015, seperti emas, tembaga, ungu, dan biru.
Setelah mengenali kondisi tubuh sendiri, tahap berikutnya ialah menentukan warna sesuai dengan profesi dan sifat masing-masing. Jika profesi Anda berhubungan dengan kolega dalam suasana formal, Johny menyarankan Anda memilih warna yang lembut. Adapun pekerja kreatif bisa bermain warna lebih berani, seperti memberikan elemen merah kepada rambut.
“Meski sudah ada panduan, Anda sebaiknya mengonsultasikan terlebih dulu kepada ahli pewarna rambut, terutama bagi Anda yang baru pertama kali mewarnai rambut,“ sahutnya. Langkah berikutnya yang tidak boleh dilewatkan ialah perawatan rambut secara rutin. Johny menyatakan rambut yang diwarnai memerlukan produk perawatan rambut khusus. Sampo biasa tidak cukup karena tidak mengandung keratin dan nutrisi yang memadai untuk memberikan kelembapan lebih sambil merawat warna rambut.
“Sebenarnya, perawatan tidak hanya dilakukan setelah pewarnaan, tetapi bahkan sudah dimulai sejak sebelum diwarnai dengan memberikan serum. Setelah diwarnai, rambut harus dicuci dan diberi kondisioner secara rutin dan seminggu sekali dipakaikan masker rambut,“ paparnya.
Ia juga mengingatkan Anda agar selalu melakukan tes alergi dengan mengoleskan sedikit pewarna rambut di kulit belakang telinga. Hal itu bertujuan menghindari terjadinya reaksi alergi yang justru berdampak buruk terhadap kesehatan.
“Kalau seseorang memiliki alergi, dalam 5 menit saja bisa ketahuan dari kemerahan yang ada di kulitnya. Kalau sudah begitu, jangan dipaksakan. Buat apa gaya kalau sakit,“ tukasnya. (S-1) Media Indonesia, 21/11/2014, halaman 24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar